Pengolahan citra adalah salah satu cabang dari
ilmu informatika. Pengolahan citra berkutat pada usaha untuk melakukan
transformasi suatu citra/gambar
menjadi citra lain dengan menggunakan teknik tertentu . Operasi yang
dilakukan untuk mentransformasikan suatu citra menjadi citra lain dapat
dikategorikan berdasarkan tujuan transformasi maupun cakupan operasi yang
dilakukan terhadap citra.Berdasarkan tujuan transformasi operasi pengolahan
citra dikategorikan sebagai berikut Peningkatan
Kualitas Citra (Image Enhancement) Operasi peningkatan kualitas
citra bertujuan untuk meningkatkan fitur tertentu pada citra. Pemulihan Citra (Image Restoration) Operasi
pemulihan citra bertujuan untuk mengembalikan kondisi citra pada kondisi yang
diketahui sebelumnya akibat adanya pengganggu yang menyebabkan penurunan
kualitas citra.
A. Operasi-operasi Pengolahan Citra
Citra digital direpresentasikan dengan
matriks. Operasi pada citra dijital pada dasarnya adalah memanipulasi
elemen-elemen matriks. Elemen matriks yang dimanipulasi dapat berupa elemen
tunggal (sebuah pixel). Sekumpulan elemen yang berdekatan atau keseluruhan
elemen matriks
1. Aras komputasi
Ada empat aras (level)
komputasi pada pengolahan citra, yaitu :
a. Aras titik
- Aras lokal
- Aras global
- Aras Objek
Operasi pada aras titik hanya
dilakukan pada pixel tunggal di dalam citra.Operasi titik dikenal juga
dengan nama operasi pointwise. Operasi
ini terdiri dari pengaksesan pixel pada lokasi yang diberikan,
memodifikasinya dengan operasi-operasi lanjar (linear) dan nonlanjar (nonlinear),
dan menempatkan nilai pixel baru pada lokasi yang bersesuaian di dalam citra
yang baru. Operasi lanjar adalah operasi yang dapat
dinyatakan secara matematis sebagai persamaan lanjar, kebalikannya adalah
operasi nonlanjar
Ada 3 macam operasi pada aras
titik yaitu Berdasarkan intensitas,Berdasarkan geometri,Gabungan intensitas dan
geometri
Berdasarkan Intensitas
•
Nilai intensitas u suatu pixel diubah dengan transformasi h
menjadi nilai intensitas baru v :
v = h(u), u,v
∈[0, L]
•
Contoh operasi titik berdasarkan intensitas adalah operasi
pengambangan (thresholding), pada operasi ini nilai intensitas pixel
dipetakan ke salah satu dari 2 nilai, a1 atau a2,
berdasarkan nilai ambang (threshold) T.
Jika a1 = 0 dan a2
= 1, maka operasi pengambangan mentransformasikan citra hitam putih ke citra
biner. Dengan kata lain, nilai intensitas pixel semula dipetakan ke
dua nilai saja : hitam dan putih.
Nilai ambang yang dipakai dapat berlaku
untuk keseluruhan pixel atau untuk wilayah tertentu saja (berdasarkan
penyebaran nilai intensitas pada wilayah tersebut)
Contoh operasi pengambangan
Persamaan di atas menyatakan bahwa pixel-pixel
yang nilai intensitasnya dibawah 128 diubah menjadi hitam (nilai intensitas =
0), sedangkan pixel-pixel yang nilai intensitasnya di atas 128 diubah
menjadi putih (nilai intensitas = 1).
Berdasarkan Geometri
Posisi pixel diubah ke posisi yang baru, sedangkan
intensitasnya tidak berubah, contoh operasi titik berdasarkan geometri misalnya
pemutaran (rotasi), pergeseran (translasi), penskalaan (dilatasi) dll.
Gabungan intensitas dan geometri
Operasi ini tidak hanya mengubah nilai intensitas pixel,
tapi juga mengubah posisinya.
- ARAS LOKAL
Operasi pada aras lokal menghasilkan citra keluaran
yang intensitas suatu pixel bergantung pada intensitas pixel-pixel
tetangganya.
fB(x,y)’ = Olokal {fA(xi,yj);
(xi,yj) ∈ N(x,y)}
Dimana : N = neighborhood, yaitu pixel-pixel
yang berada di sekitar (x,y)
- ARAS GLOBAL
Operasi pada aras global menghasilkan citra keluaran
yang intensitas suatu pixel bergantung pada intensitas keseluruhan
pixel.
fB(x,y)’ = Oglobal{fA(x,y)}
- ARAS OBJEK
Operasi jenis ini hanya dilakukan pada objek
tertentu di dalam citra. Tujuan operasi ini adalah untuk mengenali objek
tersebut, misalnya dengan menghitung rata-rata intensitas, ukuran, bentuk, dan
karakteristik lain dari objek.
2. Operasi Aritmatika
- Penjumlahan atau pengurangan antara 2 buah citra.
- Perkalian dua buah citra
- Operasi Bolean pada Citra
- Penjumlahan atau pengurangan antara 2 buah citra
Persamaannya adalah :
C(x,y)
= A(x,y) + B(x,y)
C adalah citra baru yang intensitas
setiap pixelnya adalah jumlah dari intensitasnya. Jika lebih besar dari
255, maka intensitasnya dibulatkan ke 255.
•
Penjumlahan
Operasi penjumlahan citra dapat
digunakan untuk mengurangi pengaruh derau (noise) di dalam data, dengan
cara merata-ratakan derajat keabuan setiap pixel dari citra yang sama yang
diambil berkali-kali.Misalnya untuk citra yang sama direkam dua kali f1
dan f2, lalu dihitung intensitas rata-rata untuk setiap pixel.
f’(x,y)
= ½ {f1(x,y) + f2(x,y)}
•
Pengurangan
Persamaannya C(x,y) = A(x,y) – B(x,y)
C adalah citra baru yang intensitas
setiap pixelnya adalah selisih antara intensitas pixel pada A dan
B.
Ada kemungkinan hasil operasi ini
menghasilkan nilai negatif, oleh karena itu, operasi pengurangan citra perlu
melibatkan operasi clipping. Contoh operasi pengurangan citra adalah
untuk memperoleh suatu objek dari dua buah citra . Citra pertama misalnya foto
sebuah ruangan yang kosong, citra kedua adalah foto ruangan yang sama tetapi
ada orang didalamnya.
- Perkalian Citra
Persamaannya : C (x,y) = A(x,y) B(x,y)
Perkalian citra sering digunakan untuk
mengoreksi kenirlanjaran (non linear) sensor dengan cara mengalikan
matriks citra dengan matriks koreksi. Hasil operasi mungkin bernilai riil,
karena itu semua nilai dibulatkan ke atas.
3. Operasi Bolean pada Citra
Selain operasi aritmetika, pemrosesan citra dijital juga
melibatkan operasi Boolean (and, or, dan not):
C(x, y) = A(x, y) and B(x, y),
C(x, y) = A(x, y) or B(x, y),
C(x, y) = not A(x, y).
(dalam notasi Bahasa C, ketiga operasi di atas ditulis sebagai:
C[x][y]=A[x][y]&B[x][y]
C[x][y]=A[x][y]|B[x][y]
C[x][y]=!A[x][y]
Operasi Boolean mempunyai terapan yang penting pada pemrosesan
morfologi pada citra biner. Pada citra biner, operasi not dapat digunakan untuk
menentukan komplemen dari citra.
4. Operasi Geometri pada Citra
Pada operasi geometrik, koordinat pixel
berubah akibat transformasi, sedangkan intensitasnya tetap.Operasi geometri
yang dilakukan misalnya translasi, rotasi, penskalaan citra. Pengubahan
geometri dari citra f(x,y) menjadi citra baru f’(x,y) dapat ditulis sebagai :
f’(x’,y’) = f(g1(x,y),g2(x,y)).
Dimana g1(x) dan g2(y)
adalah fungsi transformasi geometrik. Dengan kata lain :
x’
= g1(x,y)
y’
= g2(x,y)
a.
Translasi
Rumus translasi citra
x’
= x + m
y’
= y + n
dimana
:
m
= besar pergeseran dalam arah x
n = besar pergeseran dalam arah y
Jika citra semula adalah A dan citra
hasil translasi adalah B, maka translasi dapat diimplementasikan dengan
menyalin citra A ke B.
B
[x][y] = A [x + m][y + n]
b.
Rotasi
Jika citra semula adalah A dan citra
hasil translasi adalah B, maka translasi dapat diimplementasikan dengan
menyalin citra A ke B.
B
[x][y] = A [x + m][y + n]
Jika citra semula A dan citra hasil
rotasi adalah R, maka rotasi citra dari A ke B :
B[x’][y’]
= B[x cos q - y sin q][x sin q +
+ y cos q] = A[x][y]
c.
Penskalaan
Citra
Penskalaan citra (image zooming),
yaitu pengubahan ukuran citra membesar/zoom out atau mengecil/zoom
in)
Rumus penskalaan citra :
x’
= sx . X
y’
= sy . Y
Dimana
:
Sx,
Sy = faktor skala arah x dan arah y
Jika citra semula adalah A dan citra
hasil penskalaan adalah B, maka penskalaan citra dinyatakan sebagai :
B[x’][y’]
= B[sx . y][sy . y] = A[x][y]
Operasi zoom out dengan faktor 2
(yaitu, sx = sy = 2) diimplementasikan dengan menyalin
setiap pixel sebanyak 4 kali. Jadi citra 2 x 2 pixel akan menjadi
4 x 4 pixel. Operasi zoom in dengan faktor 1/2 dilakukan dengan
mengambil rata-rata dari 4 pixel yang bertetangga menjadi 1 pixel.
Jadi citra 2 x 2 pixel akan menjadi 1 x 1 pixel
sumber :
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar