Kamis, 08 Oktober 2015

PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA



PENGERTIAN BAHASA

            Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Dengan bahasa kita dapat mengerti maksud dan tujuan orang yang sedang berhadapan dengan kita. Di bawah ini beberapa pengertian bahasa menurut para ahli :
·         Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
·         Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
·         Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.


KESIMPULAN TENTANG BAHASA

            Jadi menurut pendapat para ahli bisa disimpulkan bahwa bahasa adalah sistem yang teratur,tertata rapih yang dilambangkan dengan bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran manusia.


1. PERANAN DAN PENTINGNYA BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH

Bahasa merupakan kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Hanya dengan bahasalah kita dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Hal tersebut mengharuskan kita menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah dalam bahasa Indonesia tersebut, pasti akan ada kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa indonesia sebagai bahasa ilmiah. Bahasa dipakai sebagai alat mengungkap gagasan dan pikiran. Dengan begitu bahasa adalah alat komunikasi sekaligus alat untuk memahami isi dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi antar orang, termasuk komunikasi ilmuwan terhadap fenomena alam dan fenomena kebudayaan.
Karya tulis ilmiah atau akademik menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa. Dalam hal bahasa, karya tulis semacam itu (termasuk laporan penelitian) harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa karya tulis ilmiah atau akademik hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ketaksaan atau ambigiutas makna karena karya tulis ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa karya ilmiah sedapat-dapatnya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya agar karya tersebut dapat tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya tersebut diterbitkan. Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal yang sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu, diperlukan struktur bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya. Ada yang menyebutkan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian yaitu :
·         Bermakna isinya
·         Jelas uraiannya
·         Berkesatuan yang bulat
·         Singkat dan padat
·         Memenuhi kaidah kebahasaan
·         Memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah
·         Komunikasi secara ilmiah


2. FUNGSI BAHASA

            Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya  ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa kita akan cermat pula dalam berfikir ,karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran). Di bawah ini akan dijelaskan beberapa fungsi bahasa


·         Bahasa sebagai alat komunikasi

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).

·         Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial

Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.

·         Bahasa sebagai alat kontrol sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.


3. MENUNJUKAN RASA WAJIB PADA DIRI SENDIRI TERHADAP PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA

            Sebagai warga negara Indonesia kita patut bangga terhadang bangsa ini yang terbentuk dari beraneka kebudayaan baik dari ragam suku maupun bahasa, dan jembatan pemersatu itu semua adalah Bahasa Indonesia dan telah diproklamirkan pada sumpah pemuda yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia” . dan untuk menunjukan rasa wajib terhadap diri sendiri dalam pemakaian Bahasa Indonesia , pakai lah dan gunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antar sesama warga negara Indonesia dengan pengucapan yang santun jelas dan tidak dicampuri dengan bahasa-bahasa asing , seperti yang terjadi pada saat ini, kebanyakan pemuda-pemudi Indonesia lebih asik menggunakan bahasa Indonesia yang di campur dengan bahasa asing.


Referensi :



Kamis, 04 Juni 2015

Definisi Pengambilan Keputusan



NAMA   : RIYAN SETIAWAN
NPM      : 17113861
KELAS  : 2KA29



I.                  DEFINISI DAN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan. Menurut para ahli Definisi pengambilan keputusan adalah :
-          Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
-          Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
-          Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa arti dari pengambilan keputusan adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih atau mengambil suatu jalan alternatif untuk menentukan tindakan apa yang akan diambil untuk memecahkan masalah, agar masalah yang dihadapi bisa terpecahkan dengan cepat dan diterima semua pihak.

Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R Terry dan Brinckloe dasar-dasar pengambilan keputusan yang dapat digunakan ada 5, Instuisi,Pengalaman,Fakta, wewenang dan logika/rasional.
1.      Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan yang memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh
2.      Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis,karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan atau menghitung untung rugi nya dalam mengambil keputusan tersebut.
3.      Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,solid dan baik, dengan fakta tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi.
4.      Wewenang
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan.
5.      Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan,sehingga akan didapat hasil yang bersifat objektif,logis,lebih transparan,dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu. Pada pengambilan keputusan seperti ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
-          Kejelasan masalah
-          Orientasi tujuan
-          Pengetahuan alternatif
-          Preferensi yang jelas
-          Hasil maksimal



II.               JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi memiliki 2 bentuk diantara nya adalah keputusan terpogram dan keputusan tidak terpogram.
a)      Keputusan Terpogram
Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terpogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam suatu organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi
b)     Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik.
Jenis jenis keputusan dalam organisasi

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Keputusan Rutin

Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.

b. Keputusan tidak Rutin

Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang tidak terencana biasanya diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.


III.           FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut: 
1.      hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2.      setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
3.      setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
4.      jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5.      pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.      pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
7.      diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
8.      setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.      setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.


Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.

1.    Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2.    Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.

3.    Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4.    Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

5.    Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.

6.    Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.



sumber :
http://candra-zulisman.blogspot.com/2013/04/dasar-pengambilan-keputusan-jenis-jenis.html
http://celotehanbiasa.blogspot.com/2015/04/jenis-jenis-keputusan-dalam-organisasi.html
http://idhoidhoy.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html


Teori Kepemimpinan

NAMA  : RIYAN SETIAWAN
NPM     : 17113861
KELAS : 2KA29



A. TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :

a) Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.

b)Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.

1.Teori-teori dalam Kepemimpinan

Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

 Teori Perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)

Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi

B. Tipologi Kepemimpinan

Tipologi kepemimpinan merupakan tipe-tipe kepemimpinan lain yang ada disekitar kita, berikut adalah tipe kepemimpinan menurut (Siagian,1997)  :

Tipe Otokratis
Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat .
Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.
Dalam menggerakan bawahannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

Tipe Demokratis
Tidak berfikiran bahwa pemimpin adalah manusia mulia yang harus dihormati dan sebagainya.
Menyingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahannya.
Senang menerima saran dan kritik.
Mengedepankan kerjasama atau teamwork.
Memberikan kebebasan bawahannya untuk melakukan kesalahan dan kesempatan untuk bawahannya memperbaiki kesalahannya tersebut dengan kebijakan tertentu.
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Tipe Militeris
Menggunakan perintah dalam menggerakan bawahannya.
Senang menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan perintah.
Menuntut displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas.
Sukar menerima kritikan.
Menggemari upacara untuk berbagai keadaan.

Tipe Paternalistis
Menganggap bawahannya tidak dewasa.
Bersikap terlalu melindungi.
Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan mengembangkan kreasinya.
Sering bersikap sok tahu yang berlebihan.


C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN

Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok.Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
Adanya orang lain yang dipimpin
Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.

Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :

1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.

2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.

3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.

4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.



sumber:


https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan/
http://erlanggaba.blogspot.com/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html
http://dian-ratnas.blogspot.com/2013/06/tipologi-kepemimpinan.html


Minggu, 15 Maret 2015

Pengertian Komunikasi & Implikasi Manajerial


Nama : Riyan Setiawan
NPM  : 17113861
Kelas :
2ka29


PENGERTIAN & ARTI KOMUNIKASI
            Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris “communication”, secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis yang memiliki makna “Berbagi” atau “Menjadi milik bersama” yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
            Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari suatu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat di pahami oleh pihak lain. Akan tetapi komunikasi juga bisa dilakukan tidak hanya dengan bahasa/kata-kata saja,komunikasi bisa dilakukan dengan tatapan mata,gerak tubuh,serta intonasi.
Komunikasi sangat penting bagi seluruh mahluk hidup karena itu merupakan basic instict dari setiap mahluk hidup. Dengan berkomunikasi semua akan hidup rukun tidak ada kesalah pahaman asalkan komunikasi itu dilakukan dengan baik dan benar serta dalam keadaan saling terbuka tanpa sentimen dan perasaan negatif.

JENIS-JENIS KOMUNIKASI

      
      Komunikasi Menurut Cara Penyampaiannya
Menurut penyampaiannya komunikasi di bagi menjadi 2 yaitu;
a)      Komunikasi lisan
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak di batasi oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka misalnya dialog/obrolan dua orang atau lebih. Adapun juga komunikasi secara tidak langsung yang di batasi oleh jarak dan tidak bertatap muka misal nya berkomunikasi lewat handphone.

b)      Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk tulisan berupa surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat,jelas tetapi dipandang perlu untuk di tulis untuk maksud-maksud tertentu. Contoh ; Naskah,Gambar,spanduk/iklan.

      Komunikasi Menurut Kelangsungannya
Di dalam berkomunikasi kita ketehaui terjadi interaksi dua belah pihak tersebut sebagai berikut;
a)      Komunikasi langsung
Komunikasi yang dilakukan secara langsung tanpa bantuan perantara orang lain maupun alat komunikasi seperti Handphone dan tidak di batasi oleh jarak.
b)      Komunikasi tidak langsung
Komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung tidak tatap muka dan di batasi dengan jarak dan biasanya komunikasi ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu komunikasi.
      
      Komunikasi Menurut Perilaku
Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga di pengaruhi oleh perilaku. Komunikasi menurut perilakunya dapat dibeakan menjadi;
a)      Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi di antara anggota organisasi/perusahaan yang tatacara nya telah di atur dalam struktur organisasi nya, misalnya rapat kerja perusahaan,konferensi,seminar dan sebagainya
b)      Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi/perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan. Misalnya kabar burung,desas-desus atau isu dan sebagainya.
c)      Komunikasi nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi nya tersebut. Seperti rapat ulang tahun perusahaan.



      Komunikasi Menurut Maksud Komunikasi
Komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak di tentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut;
a)      Pidato
b)      Ceramah
c)      Memberi saran
d)     Wawancara
e)      Memberi perintah atau tugas
 

      Komunikasi Menurut Ruang Lingkup
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat di bedakan sebagai berikut;
a)      Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja. Dalam komunikasi internal ini dapat di bedakan 3 macam ,yaitu;
·         Komunikasi Vertikal : komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan.
·         Komunikasi Horizontal : komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/perusahaan di antara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
·         Komunikasi Diagonal : komunikasi yang terjadi di ruang lingkup organisasi atau perusahaan  diantara orang-orang yang memiliki kedudukan tidak sama.

b)      Komunikasi eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi/perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk ;
·         Eksposisi,Pameran,Promosi,Publikasi, dan sebagainya.
·         Konperensi pers
·         Siaran tv,radio dan sebagainya
·         Bakti sosial,pengabdian pada masyarakat dan sebagainya.


      Komunikasi Menurut Aliran Informasi
Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi. Komunikasi menurut aliran informasi dapat di bedakan sebagai berikut;
a)      Komunikasi satu arah (simplex)
Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja,biasanya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat.
b)      Komunikasi dua arah (duplex)
Komunikasi yang bersifat timbal balik ,dalam komunikasi ini diberikan kesempatan untuk memberikan respon atau feed back kepada komunikatornya.
c)      Komunikasi keatas
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan nya
d)     Komunikasi kebawah
Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan nya
e)      Komunikasi kesamping
Komunikasi yang terjadi di antara orang yang memiliki kedudukan sejajar.


  
 PROSES KOMUNIKASI
            Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya,sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.

Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

  • Penginterpretasian.
  • Penyandian.
  • Pengiriman.
  • Perjalanan.
  • Penerimaan.
  • Penyandian balik.



KOMUNIKASI EFEKTIF
            Komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi,ide,kepercayaan,perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Tujuan dan bentuk komunikasi efektif  adalah memberi kemudahan dalam memahami  pesan yang di berikan dan bentuk komunikasi yang efektif antara lain;
1.      Komunikasi verbal efektif

·         Berlangsung secara timbal balik
·         Makna pesan ringkas dan jelas
·         Bahasa mudah dipahami
·         Cara penyampaian mudah di terima
·         Disampaikan secara tulus
·         Mempunyai tujuan yang jelas
·         Memperlihatkan norma yang berlaku
·         Disertai dengan humor
2.      Komunikasi non verbal

·         Penampilan fisik
·         Sikap tubuh dan cara berjalan
·         Ekspresi wajah
·         Sentuhan
Adapun unsur-unsur dalam membangun komunikasi yang efektif agar sang komunikan mengerti dengan apa yang disampaikan oleh komunikator adalah ;
·         Berhadapan
·         Mempertahankan kontak mata
·         Membukuk ke arah klien
·         Mempertahankan sikap terbuka
·         Tetap relax

IMPLIKASI MANAJERIAL
            Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas,kualitas,efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas di pasar global yang kompetitip. Implikasi yang didasarkan oleh para pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan produk yang di produksi di negara lain, dengan baik dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara tersebut. Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada suatu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan itu berada.






Sumber :
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/pengertian-dan-arti-penting-komunikasi
https://saipudinikhwan.wordpress.com/2014/01/04/jenis-jenis-komunikasi
http://chalouiss.blogspot.com/2011/12/pengertian-tujuan-bentuk-dan-unsur
http://herisllubers.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial-implikasi